Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah pendosa masuk surga karena sholawatnya

 Kisah pendosa masuk surga karena sholawatnya

 Sholawat adalah suatu pujian untuk nabi muhammad dan bentuk ketakwaan kita kepada allah,dengan bersholawat kepada nabi muhammad kita bisa menjadi orang yang cinta dan rindu kepada beliau.

karna sesungguhnya allah dan para malaikatnya pun bersholawat kepada nabi muhammad.

اللَّهَ لَائِكَتَهُ لُّونَ لَى النَّبِيِّ ا ا الَّذِينَ ا لُّوا لَيْهِ لِّمُوا لِيمًا

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan sampaikanlah salam penghormatan untuknya.” (QS. al-Ahzab: 56)

Membaca shalawat memiliki keutamaan yang sangat agung. Nabi mengatakann bahwa barang siapa yang membaca sholawat sekali, maka Allah akan memberikan rahmat kepadanya dengan sepuluh kali lipat.

الَ لُ اللهِ لَّى اللهُ لَيْهِ لَّمَ: " لَّى لَيَّ احِدَةً، اللهُ لَّ لَهُ ا حَسَنَاتٍ

Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang bershalawat kepadaku satu kali, maka allah akan bersolawat kepadanya sepuluh kali.” (Musnad Ahmad, 12/520)

sungguh luar biasa rahmat allah kepada hambanya yang bersholawat kepada nabi muhammad,karna sesungguhnya satu saja sholawat dari allah itu sudah  cukup dunia akhirat dan seisinya.

Membaca shalawat tidak membutuhkan niat sebagaimana perbuatan-perbuatan yang lain. Karena bershalawat memiliki ketersambungan secara langsung dengan pribadi yang agung, yaitu Nabi Muhammad Saw.

Dengan bershalawat hati menjadi tenang dan tersinari oleh rahmat Allah, dosa-dosa terhapus, dan di kasihi allah.

Shalawat adalah salah satu jalan bagi orang yang hendak menuju Allah SWT, karena merupakan bagian dari bentuk zikir.

Berzikir menggunakan shalawat berarti mengagungkan Nabi Muhammad sekaligus Allah Swt, dalam satu tarikan nafas. Sangat beruntunglah orang yang membaca shalawat.

Ahli maksiat masuk surga karena sholawat


Ahli maksiat masuk surga karena sholawat


Di dalam kitab Al-Mawa’idz Al-Ushfuriyah, Syaikh Muhammad bin Abu Bakar Al-‘Ushfuri menyebutkan sebuah kisah bahwa di zaman Nabi Musa, terdapat seorang dari kalangan Bani Israil yang gemar bermaksiat. Semasa hidupnya, dia selalu melakukan kemaksiatan dan dan selalu menyakiti serta manzalimi orang lain.


pada Suatu ketika, orang tersebut terkena penyakit dan meninggal dunia. Karena semasa hidupnya dia selalu menyakiti dan menzalimi orang lain, serta sangat gemar berbuat maksiat, maka orang-orang di sekitarnya membiarkan jenazahnya dan menelantarkannya dan dibuang di tempat sampah di dekat pasar.


Kemudian Allah memberi wahyu kepada Nabi Musa agar dia segera merawat dan mengurus jenazah laki-laki tersebut, dengan dimandikan, di sholati kemudian di makamkan. Setelah menerima perintah wahyu tersebut, maka Nabi Musa langsung bergegas untuk mencari jenazah laki-laki yang di abaikan oleh manusia.

Nabi Musa pun menanyakan kepada kaumnya mengenai jenazah laki-laki yang sudah meninggal tersebut, sebagaimana yang telah diwahyukan Allah kepadanya. Namun disaat Nabi Musa mempertanyakan jenazah laki-laki tersebut kepada seseorang, lantas kaum tersebut marah sambil mengatakan bahwa laki-laki tersebut adalah seseorang yang ahli maksiat yang setiap harinya selalu bermaksiat kepada Allah.


Mendengar hal itu, Nabi Musa heran dan berfikir bahwa mungkin orang yang ditanyakannya adalah salah. Sebab mana mungkin Allah menyuruhnya untuk mengurus jenazah laki-laki tersebut jika dia adalah orang yang ahli maksiat yang zholim.


Nabi Musa kemudian mencoba bertanya lagi kepada orang lain mengenai jenazah laki-laki tersebut,. Namun orang yang kedua juga menjawab dengan jawaban yang sama dan mengatakan bahwa laki-laki tersebut adalah seorang ahli maksiat dan senantiasa berbuat kezaliman dan menyakiti orang lain.

Nabi Musa pun heran dan bertanya kepada Allah mengapa Dia memerintahkan dirinya untuk mengurusi jenazah seorang laki-laki yang oleh kaumnya dinilai sebagai ahli maksiat dan zalim.

Kemudian, Allah menjawab dengan berfirman kepada Nabi Musa; ‘Itu dikarenakan sebelum meninggal, dia telah membuka kitab Taurat dan dia menemukan nama Muhammad di dalamnya. Kemudian dia merangkul kitab Taurat itu, dan menciuminya serta dia bershalawat kepada Muhammad. Karena itu, aku pun mengampuninya.

Melalui kisah di atas, maka seharusnya kita senantiasa memperbanyak bershalawat kepada nabi muhammad Saw. Jika seorang ahli maksiat dari umat Nabi Musa saja mendapatkan ampunan Allah sebab bershalawat kepada Rasulullah Saw, maka kita sebagai umat Nabi Muhammad, dengan bershalawat kepada beliau, tentunya lebih pantas lagi untuk mendapatkan ampunan-Nya.Ma sya allah.

Posting Komentar untuk "Kisah pendosa masuk surga karena sholawatnya"