Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hukum Dalam Bercanda, Kisah Rasulullah Membercandai Wanita Tua

Kisah Rasulullah Saat Bercanda dengan Wanita Tua
wanita tua yang di bercandai rasulullah


 Bercanda adalah bagian menurut kehidupan umat manusia. Tanpa canda, hidup akan terasa hampa & monoton. Untuk itu, Islam memperbolehkan umatnya bercanda, dengan syarat tidak berlebihan. Rasulullah SAW pun pernah bercanda.

Dari Hasan RA, beliau berkata, terdapat seseorang wanita   tua yg tiba pada Rasulullah SAW & berkata, Wahai Rasulullah, berdoalah pada Allah agar memasukkanku ke pada surga.” Rasulullah SAW menjawab, Wahai Ummu fulan, sesungguhnya surga itu tidak akan dimasuki kalangan orang yg telah tua renta.”

Perempuan itu pun pulang sembari menangis. Lalu, Rasulullah SAW berkata, Beri tahu beliau bahwa beliau tidak akan masuk surga dengan keadaan telah tua renta. Sebab, Allah SWT berfirman, Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) secara langsung. Dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta, lagi sebaya umurnya.” (QS Al-Waqiah [56]: 35-37). (HR Tirmidzi).

Islam sudah menaruh tuntunan pada bercanda supaya canda yg dilakukan itu tdk dibalik jadi dosa. Pertama, tdk kelewatan. Sebab, canda yg kelewatan akan menjatuhkan mental pada pandangan manusia. Kehormatan harga diri pada Islam sama menggunakan kehormatan darah & harta. Kesadaran orang dengan tidak mencuri harta atau mencelakai orang lain, belumlah relatif tanpa adanya pencerahan buat menjaga kehormatan sesama. Sabda Nabi SAW, Setiap Muslim bersama Muslim lain diharamkan darah, harta, & harga dirinya.” (HR Muslim).

Kedua, bukan cacian & cemohan. Allah SWT berfirman, Hai orang-orang yg beriman, janganlah suatu kaum yg mengolok-olok kaum yg lain (lantaran) boleh jadi mereka (yg diolok-olok) itu lebih baik menurut mereka (yg mengolok-olok).” (QS Al-Hujurat [49] :11).

Ketiga, ia mengakibatkan canda menjadi kebiasaan. Kesungguhan & berfokus merupakan karakter eksklusif Muslim, sedang kelakar hanya sekedar jeda, rehat menurut kepenatan.

Keempat, isi canda bukan bohong  & tdk dibuat-buat. Sabda Nabi SAW, Celakalah orang yg berbicara kemudian mengarang cerita bohong  supaya orang lain tertawa, celakalah!” (HR.Abu Dawud).

Kelima, tidak mengakibatkan aspek kepercayaan  menjadi materi canda. Allah SWT menyatakan, Dan bila Anda bertanya pada mereka (mengenai apa yg mereka lakukan itu), tentu mereka akan menjawab, sesungguhnya kami hanya bersenda gurau & main-main saja.” Katakanlah, apakah dngn Allah, ayat-ayat-Nya, & Rasul-Nya engkau  selalu berolok-olok?” Tidak usah engkau  minta maaf, lantaran engkau  kafir sehabis beriman. apabila Kami memaafkan segolongan menurut engkau  (karena mereka tobat), pasti Kami akan mengazab golongan (yg lain) lantaran mereka merupakan orang-orang yg selalu berbuat dosa.” (QS At-Taubah [9]: 65-66). Wallahu a'lam.

Posting Komentar untuk "Hukum Dalam Bercanda, Kisah Rasulullah Membercandai Wanita Tua"