Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Adab Dalam Menasehati dalam Islam, Agar tidak Menyakiti Hati Seseorang

Adam Dalam Menasehati Sesama Muslim
adab dalam menasehati

 Adab menasehati dlm Islam wajib diterapkan supaya seorang yg membutuhkan petuah tdk merasa terpojok & disalahkan. Seseorang pula tdk diperbolehkan menasehati dgn cara mempermalukan orang lain.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah nasihat mempunyai arti ajaran atau pelajaran baik. Nasihat pula berupa anjuran misalnya petunjuk, peringatan, teguran yg baik.

Beberapa orang membutuhkan nasihat buat setiap permasalahan hidup yg dijalani. Orang-orang yg dipercaya dewasa, tokoh rakyat ataupun tokoh agama kerap diminta buat menaruh nasihat.

Dalam Islam, nasihat boleh diberikan dgn tujuan buat memberi masukan yg baik. Setiap umat muslim pula akan senantiasa menasehati & dinasehati.

Dalam hadits dri Tamim Ad Dariy, Rasulullah SAW bersabda: "Agama merupakan nasehat". dan Para sahabat pun bertanya: "Untuk siapa?". Beliau menjawab: "Untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin kaum muslimin & umat muslim seluruhnya" (HR. Muslim, no. 55).

Adab Menasehati dlm Islam

Mengutip kitab Pelajaran Adab Islam dua sang Ahmad Syukri dkk, dijelaskan beberapa adab yg wajib dilakukan waktu menasehati orang lain. Nasehat bagi seseorang muslim sangatlah penting, lantaran dengannya akan tercipta interaksi silaturahmi & persaudaraan yg bertenaga dan munculnya tradisi saling menjaga pada kebenaran.

1. Ikhlas krn Allah dlm menasehati

Seorang yg ingin menasehati hendaklah mempunyai niat semata-semata buat menerima ridha Allah Ta'ala. Lantaran amalan kebaikan tdk diterima & tdk dipercaya menjadi amalan shalih kecuali apabila dgn niat yg ikhlas.

Dari Umar bin Khathab ra, Rasulullah SAW pun bersabda:

"Sesungguhnya setiap amal perbuatan itu bergantung pd niatnya & sesungguhnya setiap orang itu hanya akan menerima sinkron apa yg diniatkannya. (HR.Bukhari & Muslim)

2. Menasehati sesuai syariat

Selain niat yg wajib ikhlas, cara menaruh nasehat pula wajib  sahih & sesuai dgn syariat.

Dalam hadits dri Abu Sa'id Khudhri, Rasulullah SAW memberikan tingkatn urutan dlm mengingkari kemungkaran. Beliau bersabda:

"Barangsiapa dri kalian melihat kemungkaran, ubahlah dgn tangannya. apabila tdk bisa, ubahlah dgn lisannya. apabila tdk bisa, ingkarilah dgn hatinya, & itu adalah selemah-lemahnya iman." (HR. Muslim)

Hadits ini memperlihatkan bahwa waktu tdk sanggup untuk mengingkari suatu kemungkaran dgn tangan maka tdk boleh nekat tetap melakukan pengingkaran dgn tangan, walaupun niatnya baik.

Tetapi berpindah pada cara selanjutnya yaitu mengingkari dgn lisan. Ini mengisyaratkan wajibnya mengikuti tuntunan syariat dlm mengingkari kemungkaran & pula dgn nasehat.

3. Menasehati dgn lembut

Ketika seorang tiba & meminta nasihat maka hendaklah sambut dgn lemah lembut. Seseorang yg hendak menaruh nasehat haruslah mempunyai perilaku lembut, sensitif, & beradab d dalam mengungkapkan nasehat.

Meskipun orang yg meminta nasihat berada pada jalur yg salah, hindari buat menghardik & menyampaikan kalimat yg seolah-olah memojokkan.

Rasulullah SAW bersabda,

"Setiap perilaku kelembutan yg terdapat dalam sesuatu, niscaya akan menghiasinya. Dan tidaklah dia dicabut dari sesuatu, kecuali akan

memperburuknya. (HR. Muslim)

4. Menasihati secara rahasia

Sebaik-baik nasehat merupakan yg dilakukan secara empat mata tanpa diketahui siapa pun, bahkan jika perlu diberitahukan secara rahasia. Hendaknya memberi nasehat pada orang lain tdk dihadapan pd orang banyak sebagai akibatnya tujuan menurut nasehat akan tercapai.

Menasehati seorang d tengah keramaian pula akan menciptakan orang tadi malu.

Imam Asy Syafi'i rahimahullah berkata: "Berilah nasihat kepadaku waktu saya  sendiri. Jauhilah menaruh nasihat pada tengah-tengah keramaian. Sesungguhnya nasihat d tengah-tengah insan itu termasuk sesuatu pelecehan yg saya tdk senang  mendengarkannya. apabila kamu menyelisihi & menolak saranku. Maka janganlah kamu murka apabila istilah-katamu tdk saya turuti" (Diwan Asy Syafi 'i, hal. 56).

5. Jangan memaksa supaya nasehat diterima

Salah satu kewajiban seseorang muslim ialah menasehati saudaranya tatkala melakukan keburukan. Sementara seseorang pemberi nasehat hanyalah menjadi orang yg menampakan jalan, bukan memerintahkan orang lain buat mengerjakannya.

Ketika menaruh nasihat pd seorang, jangan pernah memaksa orang tadi mendapat nasehat secara langsung. Dalam menaruh nasehat dibutuhkan hati yg lapang jika nasehat yg sudah diucapkan ternyata tdk diindahkan oleh orang tadi.

6. Mencari ketika yg sempurna

Setiap orang tdk selalu pada keadaan siap buat mendapat nasihat, terkadang terdapat kondisi jiwanya sedang gundah, murka , sedih, atau hal lain yg menghalanginya buat merenungi atau bahkan menolak nasehat tadi. Pemilihan ketika yg sempurna ini sekaligus sebagai penentu seorang menerima nasihat.

Ibnu Mas'ud pernah bertutur: "Sesungguhnya adakalanya hati bersemangat & gampang mendapat, & adakalanya hati lesu & gampang menolak. Maka ajaklah hati ketika beliau bersemangat & gampang mendapat & tinggalkanlah ketika beliau malas & gampang menolak." (Al-Adab Asy Syar'iyyahh,Ibnu Muflih)._

Posting Komentar untuk "Adab Dalam Menasehati dalam Islam, Agar tidak Menyakiti Hati Seseorang"