Bolehkah Puasa Senin Kamis Digabung dengan Qadha Ramadan?
Puasa Senin Kamis Digabung Dengan Puasa Qadha Ramadan |
Ketika hendak melaksanakan puasa sunnah, terkadang seseorang wanita masih mempunyai utang puasa bulan Ramadan. Sehingga sempat terbesit pada pikiran, apakah sanggup niat puasa sunah digabung dgn niat puasa qadha?
Para ulama sudah membahas tentang boleh tidaknya menggabungkan niat puasa sunnah dgn puasa wajib. Contohnya pada puasa Senin & Kamis dengan qadha Ramadhan.
Puasa Senin & Kamis
Dalam Islam dikenal sejumlah puasa sunah yg dianjurkan (sunnah muakkadah) sang Nabi SAW, salah satunya puasa Senin & Kamis. Puasa ini adalah ibadah yg sangat jarang ditinggalkan Rasulullah SAW selama hidupnya, misalnya dilansir berdasarkan kitab Puasa Senin-Kamis Imas Kurniasih. Hal ini bersandar dalam hadits yg berbunyi,
كان يَتَحَرَّى صيامَ الاثنينِ والخميسِ
Artinya: "Rasulullah biasa memberikan pilihan berpuasa dalam hari Senin & Kamis." (HR Ibnu Majah, Tirmidzi, & Nasa'i)
Rasulullah SAW senantiasa mengerjakan puasa Senin & Kamis karena mempunyai keistimewaan besar. Di mana dalam hari Senin & Kamis, tiap-tiap amal manusia akan diperiksa. Sebagaimana dia bersabda,
تُعْرَضُ الْأَعْمَالُ يَوْمَ الْاثْنَيْنِ وَالْخَمْيْسِ فَأُحبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
Artinya: "Amal-amal perbuatan itu diajukan dalam hari Senin & Kamis, oleh karenanya saya ingin amal perbuatanku diajukan dalam waktu saya sedang puasa." (HR Tirmidzi)
Pada hari Senin dikatakan pula menjadi hari yg mulia, karena banyak peristiwa yg terjadi dalam hari itu, mengutip kitab Kedahsyatan Puasa sang M. Syukron Maksum. Dari Qatadah, Nabi SAW bersabda,
"Itu merupakan hari yg aku dilahirkan pada dalamnya & hari aku diangkat menjadi Rasul atau hari yg dalam aku diturunkan Al-Qur'an." (HR Muslim)
Adapun niat puasa Senin & Kamis dibaca terpisah, sesuai hari berpuasanya. Berikut niat puasa Senin berdasarkan kitab Super Jenius dgn Mukjizat Puasa Senin Kamis sang Rizem Aizid:
•نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ الْاِثْنَيْنِ سُنَّةٌ لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu tsauma yaumal itsnaini sunnatal lillahi ta'aalaa
Artinya: Saya niat puasa hari Senin sunnah lantaran Allah Ta'ala
Bacaan puasa Kamis:
نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ الْخَمْسِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu sauma yaumal khomiisi sunnatan lillahi ta'ala
Artinya: Saya niat puasa hari Kamis sunnah lantaran Allah Ta'ala
Puasa Qadha
Dalam Panduan Muslim Kaffah Sehari-hari sang Muh. Hambali, puasa qadha adalah puasa yg dikerjakan seorang buat membarui puasa wajib yg tertinggal, atau lantaran suatu hal yg menciptakan seorang batal puasa wajibnya, namun tdk terdapat unsur kesengajaan, hanya lantaran tdk sanggup menjalankan puasa tadi.
Abu Aunillah Al-Baijury pada Buku Pintar Agama Islam mengungkapkan golongan yg harus meng-qadha puasanya, yakni; orang pada perjalanan (musafir) yg tdk berpuasa, orang sakit keras yg tdk berpuasa, perempuan haid & nifas, orang yg saat puasa justru menyengajakan muntah, dan mereka yg makan & minum dgn terencana saat berpuasa.
Berikut niat puasa qadha:
Nawaitu tshouma ghodin an qodha'I fardhi syahri romadhoona lillaahi taalaaa.
Artinya: Aku berniat buat meng-qadha puasa Bulan Ramadan esok hari lantaran Allah Ta ala.
Apakah boleh Niat Puasa Sunnah di Gabung Puasa Qadha?
Wahbah az-Zuhaili menyebutkan pada Kitab Al-Fiqhu al-Islamiyyu wa Adilatuhu, menggabungkan 2 niat ibadah yg sama-sama sunnah, maka 2-duanya sah.
Namun, lanjutnya, jika ibadah yg digabung tadi merupakan fardhu & satunya sunnah, maka yg sah merupakan niat ibadah fardhu, sedangkan niat ibadah sunnah tdk sah. Ini adalah pendapat Abu Yusuf.
Misalnya puasa qadha Ramadan yg notabenya harus & puasa Ayyamul Bidh atau Senin & Kamis yg hukumnya sunnah.
Pendapat serupa pula dikatakan pada kitab Fiqih Niat sang Isnan Ansory. Dikatakan, buat penggabungan 2 niat ibadah antara harus & sunnah, maka berdampak dalam salah satu ibadahnya sah & yg lainnya batal. Diberikan model misalnya puasa dalam satu hari dgn 2 niat puasa.
Misal puasa qadha Ramadan yg termasuk harus , & puasa sunnah Senin & Kamis. Menurut sebagian ulama, penyatuan 2 niat antaranya dikatakan sah dalam puasa wajib, sementara puasa sunnahnya batal.
Ulama mazhab Syafi'i sendiri tidak sinkron pendapat tentang hal ini. Abu Makhramah pada Kitab Bughyah al Mustarsyidin berpendapat bahwa niat yg digabung bersamaan akan menggugurkan pahala berdasarkan puasa yg dilakukan.
Sementara itu, Ibnu Hajar al Haitamiy & Syekh Ar Ramli pada Kitab I'anatut Thalibin menyebutkan, niat puasa sunnah bisa digabung menggunakan puasa qadha tanpa mengurangi pahala keduanya.
"Pendapat yg mempunyai paras penyengajaan pada niat merupakan adanya puasa pada dalamnya maka sama misalnya salat tahiyat masjid. Jika diniati kesunahan keduanya pula menerima pahala, apajika tdk diniati maka gugur tuntutannya," bunyi kabar Ar Ramli misalnya dikutip berdasarkan Naungan Bulan Kemuliaan: Fikih Ramadan 4 Mazhab sang Gus Arifin.
Dalam hapage BAZNAS turut disebutkan, kaum muslim yg mempunyai utang puasa Ramadhan tahun sebelumnya, bisa meng-qadha puasa bersamaan dgn puasa sunnah, misalnya puasa Senin & Kamis dgn maksud buat mengharap ridha & pahala yg berlipat dari Allah SWT.
Dikatakan pula, mereka yg hendak menggabungkannya, relatif membaca niat puasa qadha saja misalnya pada di atas, sebagai akibatnya tidak perlu melafalkan 2 niat, yakni puasa Ramadan & puasa Senin atau Kamis.
Posting Komentar untuk "Bolehkah Puasa Senin Kamis Digabung dengan Qadha Ramadan?"