Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Membatalkan Puasa Sunnah, Bolehkah?

Membatalkan Puasa Sunnah, Bolehkah?
bolehkah membatalkan puasa sunnah menurut agama islam (foto: Pexels)

 Bolehkah membatalkan puasa sunnah yg tengah diamalkan? 

Perkara membatalkan puasa sunnah ini mungkin masih menjadi pertanyaan bagi sebagian muslim.Sejatinya, perseteruan tadi jua membagi 2 pendapat pada antara golongan mazhab. Ada yg cenderung melarangnya & terdapat juga yg cenderung membolehkannya.

Menurut Kitab Mughnil Muhtaaj, Kasysyaaful Qinaa, Syahrul Mahallii 'alaa Jam'il Jawaami, & Ghaayatul Wushuul lil Anshari, Mazhab Syafi'i & Hambali cenderung membolehkan muslim buat membatalkan puasa sunnah & tdk dikenakan kewajiban mengqadha atau menggantinya.

Menurut mazhab ini, tdk terdapat kewajiban bagi seseorang muslim buat merampungkan amalan sunnah kecuali haji & umrah. Meski demikian, merampungkan amalan sunnah permanen sebagai masalah yg diutamakan dari mazhab ini.

Ditambah lagi, membatalkan puasa sunnah lantaran terdapat uzur eksklusif lebih dianjurkan. Seperti, menemani tamu buat makan lantaran oleh tamu merasa segan jika tuan rumah tdk turut makan & begitu juga kebalikannya.

Landasannya didasarkan dari sabda Rasulullah SAW pada haditsnya. Rasulullah SAW membenarkan tindakan Abu Darda menjadi tuan rumah yg membatalkan puasa sunnah buat tamunya, Salman.

Dari Abu Juhaifah, beliau mengungkapkan, Rasulullah sudah mempersaudarakan Salman dgn Abu Darda. Pada satu kisah, Salman mengunjungi Abu Darda.

Kemudian Abu Darda' tiba & menyajikan kuliner pada Salman. Abu Darda mengungkapkan, "Makanlah. Aku kini sedang puasa."

Salman mengungkapkan, "Aku tdk ingin makan sebelum kamu makan." Akhirnya, Abu Darda pun makan.

Pada saat malam hari, Abu Darda bangun buat menunaikan ibadah. Salman yg memperhatikannya mengungkapkan, "Tidurlah." Abu Darda pun tidur.

Begitu beliau hendak bangun lagi, Salman menegurnya, "Tidurlah."

Tatkala ia lewat di tengah malam, Salman mengatakan, "Bangunlah ." Keduanya pun bersama-sama menunaikan shalat sunnah di tengah malam.

Setelah itu, Salman mengungkapkan pada Abu Darda, "Sesungguhnya Tuhanmu memiliki hak yg wajib kamu penuhi. Engkau sendiri memiliki hak yg wajib kamu penuhi. Begitu juga keluargamu, mereka memiliki hak yg wajib kamu penuhi. Maka, berikanlah setiap hak pada yg berhak menerimanya."

Abu Darda kemudian menjumpai Rasulullah & mengungkapkan peristiwa itu pada dia. Mendengar itu, Rasulullah bersabda, "Salman benar." (HR Bukhari & Tirmidzi).

Kondisi kebalikannya ketika seseorang tamu membatalkan puasa kala dijamu sang tuan rumah jua dicontohkan sang Rasulullah SAW. Kisah ini diceritakan berdasarkan Abu Sa'id Al Khudri RA.

Ia mengatakan, dirinya membuat masakan buat Rasulullah SAW beserta para sahabat. Kala masakan dihidangkan, salah seseorang teman mengungkapkan bahwa dirinya berpuasa.

Mendengar itu, Rasulullah SAW pun bersabda:


إِنِّي صَائِمٌ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " دَعَاكُمْ أَخُوكُمْ وَتَكَلَّفَ لَكُمْ " ثُمَّ قَالَ لَهُ: " أَفْطِرْ وَصُمْ مَكَانَهُ يَوْمًا إِنْ شِئْتَ


Artinya: "Saudaramu sudah mengundangmu makan & bersusah payah buat menyiapkan buat kalian," Kemudian dia bersabda, "Berbukalah! Dan puasalah buat menggantikannya bila kamu mau," (HR Baihaqi).

Sementara itu, dilansir berdasarkan Prof Wahbah Az Zuhaili pada Fiqih Islam wa Adilatuhu Jilid 3, membatalkan puasa sunnah diharamkan dari Mazhab Hanafi & Maliki. Sebab, mazhab ini berpendapat amalan sunnah sebagai hak milik Allah SWT & harus dijaga berdasarkan pembatalan, termasuk puasa sunnah.

Keterangan ini disandarkan berdasarkan firmanNya surah Muhammad ayat 33 yg berbunyi,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَلَا تُبْطِلُوْٓا اَعْمَالَكُمْ

Artinya: "Wahai orang-orang yg beriman, taatilah Allah & taatilah Rasul dan jangan batalkan amal-amalmu!"

Menurut mazhab ini, bagi muslim yg membatalkan puasa sunnah pada tengah pelaksanaannya dikenakan kewajiban buat mengqadha atau membarui puasa. Ditambah lagi, Ibnu Umar pernah mengungkapkan bahwa orang yg membatalkan puasa sunnah pada luar syarat darurat dianggap menjadi orang yg bermain-main pada agama.

Atas dasar ini juga, Mazhab Maliki & Hanafi menduga muslim yg membatalkan puasa sunnah setara dgn muslim yg tdk merampungkan puasa nadzar.

Demikian informasi mengenai Bolehkah membatalkan puasa sunnah,kami memohon maaf jika ada penulisan kata yg kurang berkenan mohon di maklumi.

wassalam..

Posting Komentar untuk "Membatalkan Puasa Sunnah, Bolehkah?"