Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengungkap Rahasia Dzikir Hu Allah dan Dzikir Hu

Rahasia Dzikir Hu
Dzikir Hu Allah Dan Dzikir Hu


“DZIKIR merupakan penghasilan sebuah cahaya pada hati (Qalbu). Dan pada kala berdzikir terkadang menerima rasa panas yg didapatkan sang karena darah yg dimasak & dibersihkan. Tatkala telah higienis & suci maka bertempatlah dgn mdh cahaya-cahaya tadi dalam tempatnya."

Ada bnyk tingkatan Dzikir yg bertahap-tahapan & cara pengucapan atau cara mempraktikkannya.

Menurut Ulama Sufi, apapun jalannya terdapat tiga metode Dzikir;

1.) DZIKIR JASAD

Kalimahnya merupakan "LAILAHA ILLALLAH"

2.) DZIKIR HATI ATAU ROH

Kalimahnya merupakan "HU ALLAH"

3.) DZIKIR SIRR' ATAU NURANI

Kalimahnya merupakan "HU"

Dari ketiga bentuk atau metode Dzikir tadi tdk terdapat yg melebihi atau lebih primer berdasarkan yg lain, kecuali kalimah "LAILAHA ILLALLAH", sinkron menggunakan sabda Nabi saw.

Rasulullah saw bersabda/:

"Dan sebaik-baiknya zikir ialah dzikir LAILAHA ILLALLAH"

(Tiada Tuhan selain ALLAH)

Jadi tdk terdapat ungkapan yg menyampaikan bahawa tingkatan Dzikir yg tertinggi merupakan "HU" atau "HU ALLAH"

Namun pada latihan atau riyadah kita wajib  melewati dulu bagaimana meresapi kalimah itu;

"ALLAH... ALLAH... ALLAH... atau HU ALLAH... HU ALLAH... yaitu Dzikir ROH lalu belajar meresapi kalimah HU... HU... HU... yaitu Dzikir SIRR..."

HU artinya "DIA" (Kias)

Jadi pada latihan kita belajar buat meresapi & belajar dahulu bagaimana melihat ALLAH swt menggunakan pandangan HATI.

Dzikir HU merupakan Dzikir latihan atau riyadah yg bertujuan buat memberi lebih mendalam pada Dzikir Tauhid yaitu "LAILAHAILLALLAH"

Dzikir "LAILAHAILLALLAH" merupakan Dzikir PENYAKSIAN.

Penyaksian disini merupakan benar -benar  menyaksikan ALLAH menggunakan HATI atau QALBU, faham menggunakan apa yg dilihatnya, bukan sekadar ucapan ekspresi kosong saja atau ucapan apa yg kita baca atau yg di ajarkan sang pengajar-pengajar kita.

Namun sebelum kita mengucapkan kalimah "LAILAHAILLALLAH" terlebih dahulu kita benar -benar  sudah menyaksikan ALLAH menggunakan HATI atau QALBU, tahu & mencicipi kehadiran ALLAH lebih dekat & lebih konkret berdasarkan wujudnya kita sendiri. Sehingga menggunakan penyaksian itu Dzikir kita jauh lebih mendalam.

apabila kalimah "LAILAHAILLALLAH" pada umpamakan sebuah tubuh manusia, maka jantung daripada "LAILAHAILLALLAH" merupakan kalimah "HU ALLAH"

Manusia tdk akan boleh tahu "LAILAHAILLALLAH" sebelum beliau menyaksikan ALLAH.

Kalimah "LAILAHAILLALLAH" merupakan kalimah MUKASSYAFAH, kalimah yg tersingkapnya hijab, terpandangnya Dzat KEAGUNGAN ALLAH.

Menyaksikan disini maksudnya merupakan menyaksikan menggunakan HATI atau QALBU (Ain BASHIRAH) bukan menggunakan ke 2 biji mata kita.

BASHIRAH ini dianggap menjadi yg memahami atas segala mobilitas insan yg sangat Rahasia sekalipun.

BASHIRAH biasa menyebut diri (Wujud)-Nya merupakan "AKU"

Untuk mencapai tingkatan penyaksian itu maka diciptakanlah metode atau cara jalan buat mencapai maqam tadi didalam global Hakekat atau global Tasawwuf menggunakan Dzikir HU ALLAH & Dzikir HU.

Dan ke 2 Dzikir tadi bermanfaat buat menghantarkan balik  ke sebaik-baik Dzikir yaitu;

"LAILAHAILLALLAH"

Jadi...

apabila terdapat orang luar yg bukan AHLI nya Tarekat, Hakikat, Ma'krifat, Tasawwuf & Ahli Sufi yg menyampaikan Dzikir HU ALLAH & Dzikir HU sesat! itu merupakan tuduhan yg salah, kerana itu merupakan Dzikir riyadah atau latihan.


Kesimpulannya...

* Terbuka HIJAB yg pertama itu kamu  bisa melihat aib & kekurangan dirimu, Mengenal diri.

* Terbuka HIJAB yg ke 2 itu kamu  bisa melihat akhirat lebih dekat daripada duniamu.

* Terbuka hijab yg akhir itu kamu  bisa melihat ALLAH lebih dekat daripada dirimu. Sehingga kamu  tdk melihat lagi dirimu & alam ini.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam jua bersabda;

مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ دَخَلَ الجَنَّةَ

”Barangsiapa yg akhir perkataannya sebelum mati adalah ‘lailaha illallah’, maka beliau akan masuk syurga”

(HR. Abu Daud. Dikatakan shohih sang Syaikh Al Albani pada Misykatul Mashobih no. 1621)

Nafsu Amarah : nafsu ini cenderung pada watak badaniah,mendorong buat berfoya foya menggunakan kelezatan duniawi & kebirahian yg terlarang berdasarkan syara,& menarik kearah kerendahan,disinilah segala akhlak yg tercela,nafsu amarah ini terdiri berdasarkan enam uraian yaitu

Perjalanan

Alam nya alam syahadah

Tempat nya anggota tubuh

Hal nya cinta pada kejahatan

Wirid nya syari'at

Sifat nya, jahil, kikir,sombong, tamak, dengki, takabur, pemarah, inilah suatu tingkatan yg generik bagi nafsu yg belum di latih secara benar-benar.

Nafsu Lawamah : nafsu ini menerima cahaya menggunakan cahaya hati,maka tunduklah dia pada kekuatan logika sehat,tetapi kadang kadang dia membangkang terhadap friksi  logika sehat itu,kemudian ada penyesalan & jiwa nya merasa sedih,nafsu ini yg meratapi diri sendiri & mencela kejahatan yg sudah di perbuat

Alam nya alam barzah (alam misal)

Tempat nya pada hati

Hal nya cinta pada ibadat

Wirid nya thariqat

Sifat nya,mencela kejahatan & meratapi berbuat kejahatan,lalu bahagia  berbuat kebaikan,tetapi permanen maksiat batin nya,yakni riya,ujub,takabur dan bahagia  jadi pemimpin,lantaran masih mempunya 1/2 nafsu amarah

Posting Komentar untuk "Mengungkap Rahasia Dzikir Hu Allah dan Dzikir Hu"