Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Surat Ad-Dhuha Kasih Sayang Allah SWT Pada Rasulullah : Tafsir,Bacaan,Arti dan Keutamaannya

Surat Ad-Dhuha

Ad-Dhuha
Tafsir dan Keutamaan Surat Ad- Dhuha Beserta Bacaannya


 Surat Ad-Dhuha tak jarang dibaca dalam ketika ibadah shalat Dhuha yg dilakukan semenjak terbit mentari sampai ketika dhuhur. Melakukan shalat dhuha ditambah dgn membaca surat Ad-Dhuha ini diperlukan bisa sebagai jawaban buat rezeki yg kita minta pada Allah SWT.

Surat Ad-Dhuha diturunkan saat wahyu pada Nabi Muhammad SAW terhenti buat sementara ketika, orang-orang musyrik berkata, “Tuhan-Nya (Muhammad) sudah meninggalkanya & benci kepadanya", maka turunlah ayat ini buat membantah perkataan orang-orang musyrik itu.

Wahbah az-Zuhaili menjelaskan pada tafsirnya, at-Tafsirul Munir, menurut Imam as-Syafi'i bahwasanya disunahkan buat membaca takbir dgn mengucapkan اللَّه أكبر atau اللَّه أكبر، لا إله إلا اللَّه، واللَّه أكبر sehabis membaca surat ad-Dhuha & semua surat setelahnya.   

Ulama Qurra' atau ahli baca Al-Qur'an menjelaskan hubungan kesun​​​nahan​​​​​ takbir pada membaca surat Ad-Dhuha & semua surat setelahnya lantaran saat wahyu terlambat pada Rasulullah saw & terjeda beberapa ketika, lalu malaikat tiba menaruh wahyu kepadanya, yakni surat Ad-Dhuha Rasulullah saw bertakbir lantaran bergembira. (Az-Zuhaili, at-Tafsirul Munir, juz, XXX laman 280).

Surah Ad-Dhuha terdiri berdasarkan 11 ayat & mempunyai arti waktu dhuha. Surat ini tergolong Makkiyah & diturunkan selesainya surah Al Fajr.

Mengutip kitab Berkah Shalat Dhuha karya M. Khalilurrahman Al Mahfani, diterangkan bahwa surah Ad-Dhuha turun selesainya terputusnya wahyu buat Rasulullah SAW, sebagai akibatnya dia merasa murung akan hal itu. Lalu, Allah memerintahkan malaikat Jibril tiba kepadanya & membicarakan surah Ad-Dhuha.

Dalam surah Ad-Dhuha ini Allah SWT bersumpah buat tdk meninggalkan & membenci Rasulullah SAW. Kesaksian Allah tadi mempunyai arti bahwa Dia sangat mencintai Rasulullah SAW.

Bacaan, Arti, & Tafsir Surah Ad-Dhuha

Penjelasan lengkap tentang rasa sayang Allah SWT terhadap Rasulullah SAW menjadi utusan-Nya, bisa dipahami melalui tafsir surat Ad-Dhuha berikut ini.

Ayat 1 - 2

وَٱلضُّحَىٰ

Arab-Latin: waḍ-ḍuḥa

Artinya: 

1. Demi saat matahari sepenggalahan naik,

وَٱلَّيْلِ إِذَا سَجَىٰ

wal-laili iżā sajā

2. & demi malam jika sudah sunyi (gelap),

Waktu dhuha merupakan waktu badan & pikiran manusia masih segar selesainya bangun berdasarkan tidur. Oleh lantaran itu, saat dhuha sebagai kesempatan baik buat mengerjakan ibadah salah satunya salat dhuha.

Adapun sumpah atas saat malam sebagai pengingat bagi manusia buat lekas beristirahat supaya keesokkan harinya bisa melakukan kegiatan secara maksimal. Tetapi hal ini bukan berarti manusia mampu tidur sampai keesokan harinya, namun dianjurkan buat bangun pada 1/3 malam lalu melakukan tahajud.

Tafsir Ayat tiga

مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلَىٰ

mā wadda'aka rabbuka wa mā qalā

3. Tuhanmu tiada meninggalkan engkau & tiada (pula) benci kepadamu.

Pada ayat ke-tiga Allah bersumpah tdk akan meninggalkan Rasulullah SAW. Ayat ini pun sebagai jawaban atas fakta tdk benar yg disampaikan sang kafir Quraisy pada Rasulullah SAW bila Allah ia ditinggalkan Tuhannya.

Tafsir Ayat 4

وَلَلْءَاخِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ ٱلْأُولَىٰ

wa lal-ākhiratu khairul laka minal-ụlā

4. Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu dari pada di hari yg sekarang ini (permulaan).

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa akhir usaha dari Rasulullah SAW akan menuai kemenangan selesainya sebelumnya dia wajib berdarah-darah pada menyampaikan ajaran Islam pada umatnya.

Tafsir Ayat 5

وَلَسَوْفَ يُعْطِيكَ رَبُّكَ فَتَرْضَىٰٓ

wa lasaufa yu'ṭīka rabbuka fa tarḍā

5. Dan kelak Tuhanmu niscaya menaruh karunia-Nya kepadamu, kemudian (hati) engkau menjadi puas.

Ayat ke-lima ini menyebutkan balasan yg akan diterima Rasulullah SAW selesainya perjuangannya terselesaikan yakni dgn diberikannya hadiah martabat yg tinggi, kesempurnaan jiwa, kebesaran pribadi, ilmu dunia & akhirat, pengetahuan umat-umat terdahulu & masih poly lagi.

Tafsir Ayat 6

أَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيمًا فَـَٔاوَىٰ

a lam yajidka yatīman fa āwā

6. Bukankah Dia mendapatimu menjadi seseorang yatim, kemudian Dia melindungimu?

Ayat ini adalah penerangan lanjutan berdasarkan ayat sebelumnya bahwa karunia Allah terhadap Rasulullah SAW selalu terdapat semenjak beliau ditinggalkan sang ayahnya (yatim) & selalu terdapat pada pemeliharaan Allah SWT.

Tafsir Ayat 7

وَوَجَدَكَ ضَآلًّا فَهَدَىٰ

wa wajadaka ḍāllan fa hadā

7. Dan Dia mendapatimu menjadi seseorang yg gundah, kemudian Dia menaruh petunjuk.

Sejak muda, Rasulullah tdk senang dgn kaum Quraisy yg menyembah berhala sebagai akibatnya dia selalu gundah & mencoba buat berkhalwat pada gua Hira supaya menerima petunjuk dari Allah SWT.

Tafsir Ayat 8

وَوَجَدَكَ عَآئِلًا فَأَغْنَىٰ

wa wajadaka 'ā`ilan fa agnā

8. Dan Dia mendapatimu menjadi seseorang yg kekurangan, kemudian Dia menaruh kecukupan.

Rasulullah memang miskin harta, tetapi dia mempunyai kekayaan atas budi & hatinya. Tetapi waktu dewasa, dia menerima karunia berjodoh dgn Siti Khadijah yg kaya raya & adalah istri yg sangat dia sayangi.

Tafsir Ayat 9

فَأَمَّا ٱلْيَتِيمَ فَلَا تَقْهَرْ

fa ammal-yatīma fa lā taq-har

9. Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah engkau berlaku sewenang-wenang.

Ayat ini sebagai refleksi bagi Rasulullah SAW yg jua adalah seseorang yatim, sebagai akibatnya dia selalu memuliakan anak-anak yatim terlebih yg orang tuanya gugur waktu berjihad.

Tafsir Ayat 10

وَأَمَّا ٱلسَّآئِلَ فَلَا تَنْهَرْ

wa ammas-sā`ila fa lā tan-har

10. Dan terhadap orang yg minta-minta, janganlah engkau menghardiknya.

Ayat ini sebagai perintah bagi seorang buat tdk benci & kesal pada seorang yg mengemis ataupun yg tdk mempunyai pengetahuan terhadap sesuatu. apabila bertemu orang yg demikian, maka bantulah dgn bersedekah & beri pemahaman ilmu apa yg beliau tdk pahami.

Tafsir Ayat 11

وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ

Arab-Latin: wa ammā bini'mati rabbika fa ḥaddiṡ

Artinya: 11. Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah engkau siarkan.

Ayat terakhir surat Adh Dhuha ini merupakan pengingat buat senantiasa bersyukur pada Allah SWT lantaran Dia sudah memberi banyak kekayaan & karunia pada hamba-Nya.

Keutamaan Surat ad-Dhuha

Al-Baidhawi mengungkapkan keutamaan surat ini pada tafsirnya menjadi berikut:   

عن النبي صلّى الله عليه وسلم: من قرأ سورة والضحى جعله الله سبحانه وتعالى فيمن يرضى لمحمد صلّى الله عليه وسلم أن يشفع له وعشر حسنات، يكتبها الله سبحانه وتعالى له بعدد كل يتيم وسائل   

Artinya, "Diriwayatkan dari Nabi saw: "Siapa saja membaca surat Ad-Dhuha maka Allah akan menjadikanya orang yg ridhai sang Nabi buat diberikan syafaat kepadanya 10 kebaikan, Allah mencatat kebaikan untuknya seperti anak yatim & orang yg meminta-minta". (Nasiruddin as-Syairazi al-Baidhawi, Anwarut Tanzil wal Asrarut Ta'wil, [Beirut, Darul Ihya': 1418 H], juz V, laman 230).


Tag : #surat ad dhuha latin#surat ad dhuha latin dan artinya#bacaan surat ad dhuha#ad-dhuha ayat 3#asbabun nuzul surat ad dhuha#amalan surat ad dhuha untuk kekayaan#ad dhuha beserta tajwidnya#bolehkah sholat dhuha tidak membaca surat ad dhuha#contoh tajwid dalam surat ad-dhuha

Posting Komentar untuk "Surat Ad-Dhuha Kasih Sayang Allah SWT Pada Rasulullah : Tafsir,Bacaan,Arti dan Keutamaannya"