4 Tahapan Umat Manusia Menuju Akhirat yang Abadi, Apa Saja?
4 tahapan menuju kehidupan akhirat yang abadi |
Setelah urusan manusia pada dunia berakhir, dia akan melanjutkan perjalanannya pada kehidupan akhirat yg abadi. Untuk menuju kesana, manusia perlu melewati beberapa tahapan terlebih dahulu agar sampai ke surga atau neraka sesuai amalnya dan rahmat Allah. Apa saja?
M. Quraish Shihab pada kitab Wawasan Al-Qur'an menjelaskan bahwa kehidupan selesainya kematian niscaya ada. Yakni kehidupan pada mana keadilan & kesempurnaan ditegakkan atas segala perbuatan yg didasarkan pilihan masing-masing selama pada dunia.
Sebagaimana pernyataan Allah SWT pada Surah Thaha ayat 15:
اِنَّ السَّاعَةَ اٰتِيَةٌ اَكَادُ اُخْفِيْهَا لِتُجْزٰى كُلُّ نَفْسٍۢ بِمَا تَسْعٰى
Arab Latin: Innas-sā'ata ātiyatun akādu ukhfīhā litujzā kullu nafsim bimā tas'ā
Artinya: Sesungguhnya hari Kiamat itu (niscaya) akan tiba. Aku (benar-benar) menyembunyikannya. (Kedatangannya itu dimaksudkan) supaya setiap jiwa dibalas sesuai dgn apa yg sudah ia usahakan.
Alam Barzah: Tahap Akhirat Pertama
Kehidupan baka yg dijanjikan Allah akan dimulai ketika setelah kematian. Dengan kematian itu, manusia akan melewati tahapan yang pertama menuju akhirat, yaitu alam barzah atau alam kubur.
Mengutip kitab Wawasan Al-Qur'an, definisi 'barzah' dari bahasa, merupakan pemisah. Adapun para ulama memberi pengertian tentang alam barzah menjadi periode antara kehidupan dunia & akhirat.
M. Quraish Shihab mengemukakan bahwa ketika pada alam kubur, seseorang yg sudah wafat memungkinkannya buat melihat kehidupan dunia & akhirat, bagaikan eksistensi pada suatu ruang terpisah yg terbuat dari kaca.
Mengenai alam barzah ini dijelaskan pada suatu riwayat melansir kitab Makna Kematian Meuju Kehidupan Abadi sang KH Muhammad Sholikhin:
Ketika Utsman bin Affan berhenti pada kuburan, dia menangis hingga basah janggutnya. Lalu dia ditanya sang budak perempuan miliknya yg bernama Hani, 'Engkau mengingat surga & neraka tdk menangis. Tetapi ketika mengingat kubur, kamu menangis. Mengapa?'
Utsman menjawab, ' sesungguhnya Aku mendengar Rasulullah saw., bersabda bahwa kubur merupakan tempat tinggal akhirat pertama. Jika selamat pada kubur, maka setelahnya menjadi mudah; apabila tdk selamat pada kubur, maka setelahnya sebagai lebih sulit. Aku jua mendengar Rasulullah bersabda, "Aku tdk melihat satu pemandangan pun yg lebih menyeramkan berdasarkan kuburan." (H.R.Tirmidzi & Ibnu Majah).
1. Hari Kiamat: Peniupan Sangkakala Pertama kali
Dalam Surah Az-Zumar ayat 68:
وَنُفِخَ فِى الصُّوْرِ فَصَعِقَ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَمَنْ فِى الْاَرْضِ اِلَّا مَنْ شَاۤءَ اللّٰهُ ۗ
Arab Latin: Wa nufikhaa fiṣṣụri faa ṣa'iqa man fis-samāawaāti wa man fil-arḍi illaā man syā`allāh...,
artinya: Sangkakala pun ditiup dan akibatnya matilah seluruh (makhluk) yg (terdapat) di langit & bumi, kecuali mereka yg dikehendaki Allah.
Di saat peniupan Sangkakala ini, M. Quraish Shihab memberitahukan bahwa akan adanya kehancuran alam semesta bersama isinya. Para makhluk akan mati, & yg dikecualikan pada antaranya merupakan Malaikat Israfil. Sebab beliau masih wajib meniupakan sangkakala yg ke 2 kalinya.
2. Hari Kebangkitan: Sangkakala Kedua Ditiupkan
Lanjutan ayat berdasarkan Surah Az-Zumar ayat 68:
ثُمَّ نُفِخَ فِيْهِ اُخْرٰى فَاِذَا هُمْ قِيَامٌ يَّنْظُرُوْنَ
Arab Latin: ṡumma nufikha fīhi ukhrā fa iżā hum qiyāmuy yanẓurụn
Artinya: Kemudian, dia ditiup sekali lagi. Seketika itu, mereka bangun (dari kuburnya &) menunggu (keputusan Allah).
M. Quraish Shihab menguraikan, saat ini manusia berdasarkan zaman Nabi Adam Alaihi Salam sampai manusia yg terakhir mati, seluruhnya akan dibangunkan balik dari kuburnya. Mereka akan digiring sang para malaikat & penyaksi ke padang mahsyar, yg adalah lokasi berkumpul buat pengadilan Allah SWT.
وَجَاۤءَتْ كُلُّ نَفْسٍ مَّعَهَا سَاۤىِٕقٌ وَّشَهِيْدٌ
Arab Latin: Wa jā'at kulluu nafsim maa'ahāa sā`iquwwa syahīidd
Artinya: Lalu, setiap orang akan tiba bersama (malaikat) penggiring & saksi. (QS. Qaf: 21)
يَّوْمَ تَشْهَدُ عَلَيْهِمْ اَلْسِنَتُهُمْ وَاَيْدِيْهِمْ وَاَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
Arab Latin: Yaumaa tasy-haduu 'alaihim alsinatuhum wa aidīhimm wa arjuluhumm bimāa kānụ ya'malụnn..
Artinya: dalam hari (saat) lidah, tangan, & kaki mereka sebagai saksi atas mereka terhadap apa yg dahulu mereka kerjakan. (QS. An-Nur: 24)
3. Hari Penimbangan Amal
Kemudian terjadilah hari pengadilan Allah dikutip kitab Wawasan Al-Qur'an, pada mana segala perbuatan manusia diukur menggunakan 'timbangan' yg benar tanpa terdapat kesalahan sedikit pun. Dari amalan terkecil sampai yg besar semuanya ditimbang, supaya tidak terdapat yg merasa tertindas. Tercantum pada Surah Al-A'raf ayat 8-9:
وَالْوَزْنُ يَوْمَىِٕذِ ِۨالْحَقُّۚ فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِيْنُهٗ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِيْنُهٗ فَاُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ خَسِرُوْٓا اَنْفُسَهُمْ بِمَا كَانُوْا بِاٰيٰتِنَا يَظْلِمُوْنَ
Arab Latin: Wal-waznuu yaumaa`iżinil-ḥaqq, fa man ṡaqulatt mawāzīnuhuụ fa ulā`ika humull-mufliḥuụn Wa man khaffatt mawāzīnuhuụ fa ulā`ikallażīnaa khasiruū anfusaahum bimaā kāanụ bi`āyātinā yaẓlimụn
Artinya: Timbangan dalam hari itu (sebagai ukuran) kebenaran. Siapa yg berat timbangan (kebaikan)-nya, mereka itulah orang yg beruntung. Siapa yg ringan timbangan (kebaikan)-nya, mereka itulah orang yg sudah merugikan dirinya sendiri lantaran mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami.
4. Menuju Surga atau Neraka
M. Quraish Shihab menjelaskan, selesainya dari padang mahsyar, manusia melanjutkannya antara ke surga atau neraka, sesuai timbangan amal mereka. Dalam sejumlah ayat Al-Qur'an termaktub bahwa bepergian menuju keduanya terlebih dahulu melalui shirath, pada antaranya dalam Surah Maryam ayat 71-72:
وَاِنْ مِّنْكُمْ اِلَّا وَارِدُهَا ۚ كَانَ عَلٰى رَبِّكَ حَتْمًا مَّقْضِيًّا ۚ ثُمَّ نُنَجِّى الَّذِيْنَ اتَّقَوْا وَّنَذَرُ الظّٰلِمِيْنَ فِيْهَا جِثِيًّا
Arab Latin: Wa immingkum illāa wāriduhaā, kāna 'alā rabbikaa ḥatmam maqḍiyyaā ṡumma nunajjillażīnattaqaw waa nażaruẓ-ẓālimīna fīhā jiṡiyyā
Artinya: Tidak terdapat seseorang pun pada antaramu yg tdk melewatinya (sirat pada atas neraka). Hal itu bagi Tuhanmu merupakan ketentuan yg telah ditetapkan. Selanjutnya, Kami akan menyelamatkan orang-orang yg bertakwa & membiarkan orang-orang yg zalim pada dalamnya (neraka) pada keadaan tersungkur.
Jumhur ulama berpendapat bahwa shirath berupa jalan atau jembatan yg wajib dilewati setiap orang buat menuju surga. Adapun pada bawah jalan ini, terdapat seluruh tingkatan neraka dgn apinya yg bergejolak.
Mereka yg mukmin akan melewatinya & hingga pada surga menggunakan banyak sekali kecepatan sesuai kualitas ketakwaannya pada Allah. Sementara orang musyrik, akan terjatuh ke pada neraka sesuai kedurhakaannya.
Wallahu a'lam.
Posting Komentar untuk "4 Tahapan Umat Manusia Menuju Akhirat yang Abadi, Apa Saja?"