Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Gambaran orang Beriman dan Orang Pendosa Saat Melewati Jembatan sirath

Jembatan Sirath
Jembatan sirath lebih tipis dari rambut


 Kondisi seseorang yang melintasi jembatan sirath atau sirathal mustaqim berbeda-beda sesuai dengan amalan yang dilakukannya semasa hidup.

Menurut pemahaman syara, Jembatan Sirath sendiri merupakan jembatan yang melintasi bagian belakang Neraka. Jembatan itu akan dilintasi oleh semua manusia, baik yang datang sebelumnya maupun yang datang sesudahnya.

Para ulama dalam Ensiklopedia Tasawuf Imam Al-Ghazali karya M. Abdul Mujieb sepakat bahwa keberadaan Jembatan Sirath merupakan salah satu misteri yang wajib diyakini umat Islam. Sebab, Rasulullah SAW sendiri telah menggambarkan jembatan ini dalam haditsnya.

"neraka Jahannam, ada jembatan yang lebih tipis dari rambut dan lebih tajam dari pedang yang bersinar. Para malaikat berdoa, 'Ya Allah, selamatkan mereka. Selamatkan mereka.' Ada yang selamat, ada yang dengan perbuatan mereka Ke neraka sesuai dengan perbuatannya di dunia. " (HR.Ahmad).

Gambaran orang beriman dan pendosa saat melintasi Jembatan Sirath

Menurut Ibnul Jauzi dalam Kitab Bustan al-Wa'izhin, terdapat berbagai bentuk corak manusia yang melintasi Jembatan Sirath. Beberapa orang, seperti kilat, seperti embusan angin, seperti burung, lewat dalam sekejap.

Beberapa berlari saat mereka lewat. Mereka adalah orang-orang beriman yang disebutkan dalam kitab tersebut. Allah SWT juga akan memberikan cahaya pencerahan dan rahmat-Nya kepada umat saat mereka melintasi Jembatan Sirath.

Sebaliknya, orang durhaka yang selalu membangkang kepada Allah SWT berjalan dengan pincang. Bahkan ada orang yang digambarkan berjalan dengan empat kaki, membawa mereka ke neraka. Ada juga yang baru saja mendekati Jembatan Sirath, dan semburan api tiba-tiba muncul, menarik mereka dan jatuh ke dalamnya.

Keterangan ini berdasarkan sabdanya surah Al Hadid ayat 12-15

Pada hari itu kamu akan melihat laki-laki dan perempuan yang beriman cahaya mereka bersinar di depan mereka dan di sebelah kanan mereka. (Seseorang berkata kepada mereka) "Hari ini aku punya kabar baik untukmu, (yaitu) Surga dengan sungai-sungai di bawahnya (dan) tempat tinggal mereka. Ini adalah kemenangan yang sangat besar."

13. Pada hari itu juga orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang beriman, "Tunggu kami! Kami akan mengambil cahayamu." Beberapa berkata (kepada mereka), "Kembalilah dan temukan sendiri cahaya itu (untukmu) . “Kemudian dipasang dinding (sekat) dengan pintu di antaranya. Di dalam adalah belas kasihan, dan di luar adalah hukuman.

14. (Orang-orang munafik) menyebut mereka (orang-orang munafik), “Sebelumnya kami tidak bersama kalian?” Mereka menjawab, “Ya, padahal kalian telah menyakiti diri sendiri (orang-orang munafik), menunggu (kehancuran kami), meragukan (ajaran Islam), dan menjadi ditipu oleh angan-angan kosong hingga datang ketetapan Allah.Para setan menipumu terhadap Allah.

15. Pada hari ini baik kamu maupun orang kafir tidak akan menerima tebusan apapun. Tempatmu adalah neraka. Ini adalah perlindungan Anda dan tempat terakhir Anda harus kembali. "

Ulama Ath Thahawiyyah dalam bukunya Ensiklopedia Akhirat karya Mahir Ahmad Ash Syufiy menafsirkan ayat di atas sebagai bukti pemisahan orang beriman dari orang yang tidak taat. Pembangkang berjalan di belakang para penyembah, tetapi sebuah partisi menghalangi mereka berdua saat mereka mengejar dan menyeberangi Jembatan Sirat.

Imam Bahaq menambahkan bahwa cahaya yang diterima oleh orang beriman akan berbeda-beda sesuai dengan kekuatan imannya. Cahaya ada yang setinggi gunung, ada pula yang setinggi kurma, bahkan setara dengan gunung. Cahaya datang dari kanan mereka.

Namun, menurut Imam Bahaq, yang terjadi justru sebaliknya bagi para pelanggar hukum yang sulit ditembus. Suatu kali seseorang jatuh dan seseorang tergantung di jembatan,Atau sebagian tubuhnya "dijilat" oleh api neraka.

Untuk itu, sebagai umat Islam, hendaknya kita mengambil hikmah dari peringatan Allah SWT dan Rasul-Nya terkait gambaran akhirat.

Rasulullah SAW sendiri yang mengelola majalah Ensiklopedia Kiamat menyebutkan amalan-amalan yang bisa dilakukan agar selamat di Jembatan Sirath, yakni bersedekah, memaafkan kesalahan umat Islam lainnya, meringankan beban kesulitan orang lain, bahkan menjaga umat Islam dari gangguan.

Semoga kita semua dapat mengamalkan amalan baik tersebut dan Allah SWT akan melimpahkan rahmat-Nya untuk memperbolehkan kita melewati jembatan Sirath nanti. Amin!

Posting Komentar untuk "Gambaran orang Beriman dan Orang Pendosa Saat Melewati Jembatan sirath"