Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ciri-Ciri Penghuni Surga, Wajahnya Bercahaya

 Kita sebagai orang miskin mungkin pernah berfikir, kita akan kalah dengan orang kaya yang sholeh karena orang kaya bisa banyak beramal sholeh sedangkan orang miskin terbatas. Orang sholeh yang kaya bisa bersedekah untuk agama dan saudaranya sementara kita tidak. Lalu apa jawban Rasulullah Muhammad. SAW tentang permasalahan ini :

Ciri Ciri Penghuni Surga
Ciri Ciri Penghuni Surga

1. Senyum adalah shodaqah


Rasulullah SAW hilang, “Senyum kalian bagi saudaranya adalah sedekah, beramar makruf dan nahi mungkar yang kalian lakukan untuk saudaranya juga sedekah, dan kalian menunjukkan jalan bagi seseorang yang tersesat juga sedekah.” (HR Tirmidzi dan Abu Dzar).

Dalam hadis lain disebutkan bahwa senyum itu ibadah, “Tersenyum ketika bertemu saudaramu adalah ibadah.” (HR Trimidzi, Ibnu Hibban, dan Baihaqi).

Rasulullah sendiri adalah orang yang banyak senyum, hingga Abdullah bin Harits, pernah menuturkan tentang Rasulullah SAW, “Tidak pernah aku melihat orang yang lebih banyak tersenyum daripada Rasulullah SAW.” (HR Tirmidzi).

2. Jangan Meremehkan Ibadah Kecil


Rasulullah SAW lewat, “Janganlah kamu meremehkan kebaikan sekecil apa pun, sekalipun itu hanya bermuka manis saat bertemu saudaramu.” (HR Muslim).

Ciri-riri Penghuni surga tanpa Hisab:

Rasululloh SAW merindukan: Akan masuk surga dari umatku tujuh puluh ribu tanpa hisab dan adzab (dalam riwayat lain; wajah-wajah mereka semua bercahaya bagaikan cahaya rembulan pada bulan purnama).Dan kemudian Rasululloh pun berdiri dan masuk ke rumah.

Di antara para shahabat ada yang menduga, Semoga mereka adalah orang-orang yang menjadi shahabatnya, yang mengira lainnya; “Semoga mereka adalah orang-orang yang lahir dalam keadaan Islam dan tidak pernah melakukan kesyirikan, dan perkiraan-perkiraan yang lainnya. Lalu rasulullah keluar rumah dan berlibur :

“Mereka itu adalah orang-orang yang tidak meminta kay, tidak meminta ruqyah, dan tidak pula berfirasat sial, serta mereka bertawakkal penuh kepada Rabb mereka”

1. Tidak ganti Rukyah

2. Tidak Bertathayyur

3. Bertawakal Kepada Allah

4. Ciri Mereka Wajahnya bercahaya (di akhirat nanti)

Kemudian Ukasyah bin Mihshan berdiri sambil berkata: (Wahai Rasululloh) berdoalah kepada Alloh Subhanahu wa Ta'ala agar aku termasuk golongan mereka. Rasululloh Shallallaahu 'Alaihi Wasallam menyentuh: Engkau termasuk dalam golongan tersebut. (HR: Al Bukhari no.5752 dan Muslim no.374)

Dalam riwayat Imam Ahmad 2/359 dan lainnya, Rasululloh SAW kehilangan, “Maka aku meminta tambahan dari Rabb-ku, sehingga Allah SWT pun menambah dalam setiap seribu orang bersama tujuh puluh ribu orang pula. (Lihat Ash Shahihah no. 1486)

Allah menambah dalam setiap seribu orang bersama tujuh puluh ribu orang pula.dan tidak mengkhususkan untuk para shahabat atau orang yang lahir saat ini. Sehingga peluang kita menjadi golongan tersebut masih ada.

Penjelasan Pertama: Tidak meringankan Kay, Kay adalah praktek pengobatan dengan cara menempelkan besi atau semisalnya yang telah dipanaskan pada bagian tubuh yang sakit, agar rasa sakit berkurang.

Rasululloh SAW merindukan, yang artinya: Penyembuhan itu dengan tiga hal: minum madu, berbekam, dan kay, tapi aku melarang umatku dari pengobatan kay. (Dalam riwayat lain; Dan aku tidak mencintai pengobatan dengan kay) (HR: Al Bukhari no. 5680)

Mengapa demikian? Saya sendiri tidak tahu, Allah memberikan kita sakit, sebaiknya jangan mengeluh dan memakai cara instant agar cepat sembuh dan tidak sabar menagan rasa sakit, seolah tidak terima dengan memberikan sakit dari Allah.

Penjelasan Kedua: Tidak mengobati Ruqyah, Ruqyah merupakan pengobatan dengan membacakan ayat-ayat Al Quran atau nama-nama dan sifat-sifat Allah kepada si penderita. Karena semua ayat-ayat Al Quran itu adalah sebagai obat hati dan jasmani.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, yang artinya : Dan Kami menurunkan kitab Al Qur'an sebagai obat dan rahmat untuk orang-orang yang beriman. (QS: Al Isra: 82)

Bila kita dirukyah orang lain tanpa adanya permintaan dan kita tidak mengharapkannya maka tidak termasuk di dalamnya dalam “minta dirukyah”.

Malaikat Jibril pernah datang kepada Rasululloh lalu berkata “Wahai Muhammad, apakah engkau sedang sakit? Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wasallam menjawab: Ya. Kemudian malaikat Jibril meruqyahnya tanpa permintaan (persetujuan) dari Nabi (HR: Muslim no. 2186)

Rasululloh juga pernah ditanya tentang meruqyah, maka beliau menjawab “Bila diantara kalian dapat memberikan manfaat bagi saudaranya, maka lakukanlah. (HR: Muslim no. 2199)

Penjelasan Ketiga: Tidak Bertathayyur

Tathayyur adalah berprasangka sial yang disandarkan kepada sesuatu yang dilihat atau pun yang didengar. Misalnya, kebiasaan orang Arab terdahulu bila hendak berpergian melihat arah terbangnya burung. Bila terbang ke arah kanan maka safar akan dilakukan, sebaliknya bila terbang ke arah kiri menujukkan kesialan maka safar dibatalkan.

Begitu pula ada sebagian orang yang menganggap sia-sia atau pertanda akan ada musibah bila mendengar suara burung gagak di malam hari atau bila melihat cecak jatuh. Diantara waktu-waktu, hari-hari, atau bulan-bulan pun ada yang dianggap sia-sia untuk diselengarakan acara-acara tertentu. Dan begitulah dari tanda-tanda yang dianggap sial yang tersebar di masyarakat kita.

Allah SWT berfirman, yang artinya: Mengetahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu merupakan taqdir Allah, akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahuinya. (QS: Al Araf: 131)

Penjelasan Keempat: Bertawakal Kepada Alloh

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, yang artinya: Barangsiapa yang bertawakkal kepada ku, maka itu sebagai pencukup baginya. (QS: Ats Thalaq: 3)

Islam melarang berobat asal tidak mengurangi iman dan tawakkal kita kepada Alloh Subhanahu wa Ta'ala.

Seseorang pernah bertanya kepada Rasulullah: Wahai Rasululloh, bolehkah saya berobat? Rasulullah menjawab: Tentu, wahai hamba Alloh berobatlah kalian. Karena Alloh tidak menciptakan penyakit melainkan pasti menciptakan pula obatnya, kecuali satu penyakit.

sahabat bertanya, penyakit aapa itu dan dijawab rasul : Penyakit itu adalah pikun. (HR: Ahmad, dishahihkan Syaikh Al Albani dalam Ghayatul Maram hal.147). referensi : tausyah.wordpress.com

Dengan membaca kabar gembira ini semoga kita dapat berusaha dan mampu menunjukkan langkah yang lebih baik kepada Allah SWT. Amin

Kamus istilah:

jannah = surga, ahlul jannah = penghuni surga

hisab = ditimbang amal baik buruknya

Rukyah = pengobatan, Pikun = penyakit karena sudah tua

Posting Komentar untuk "Ciri-Ciri Penghuni Surga, Wajahnya Bercahaya"