Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Ashabul Kahfi, Tidur di Dalam Gua Selama 309 Tahun

Ashabul Kahfi
Kisah Ashabul Kahfi
  Kisah ini begitu kesohor. Dengan kekuatan-Nya, Allah Subhanahu wa Ta'ala menidurkan sekelompok pemuda yang berlindung di sebuah gua selama 309 tahun. Apa hikmah dibalik ini semua?

Ashabul Kahfi adalah para pemuda yang diberi taufik dan ilham oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala sehingga mereka beriman dan mengenal Rabb mereka. 

Search Keyword: kisah ashabul kahfi lengkap, kisah ashabul kahfi singkat, kisah ashabul kahfi tercantum dalam alquran surah, kisah ashabul kahfi mengajarkan kita untuk, hikmah kisah ashabul kahfi, kisah ashabul kahfi rumaysho, keteladanan kisah ashabul kahfi, kisah ashabul kahfi dan anjingnya, kisah ashabul kahfi yang allah tidurkan selama 309 tahun untuk, kisah ashabul kahfi dalam al quran.

Mereka telah mengingkari keyakinan yang dianut masyarakat dimana mereka yang menyembah berhala. Mereka hidup di tengah-tengah bangsanya sambil tetap menampakkan keimanan mereka ketika berkumpul sesama mereka, sekaligus karena khawatir akan gangguan masyarakatnya. Mereka mengatakan:

رَبُّنَا رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ لَنْ نَدْعُوَ مِنْ دُوْنِهِ إِلَهًا لَاقَدْ قُلَْا إِذا لَاقَدْ

“Rabb kami adalah Rabb langit dan bumi, kami sekalipun tidak akan menyeru Rabb selain rabb kami, sesungguhnya kami bila demikian telah mengucapkan kata-kata yang jauh.” (Al-Kahfi: 14)

Yakni, apabila kami berdoa kepada selain Dia, berarti kami telah mengucapkan suatu شَطَطًا (perkataan yang jauh), yaitu kata kunci palsu, dusta, dan dzalim.

Allah Subhanahu wa Ta'ala menyebutkan kata kunci mereka selanjutnya:

اتَّخَذُوا مِنْ دُوْنِهِ آلِهَةً uranْ ا a — ا ا a اا £

“Kaum kami ini telah mengeluarkan sembahan-sesembahan selain Dia. Mereka tidak mengajukan alasan yang terang (tentang keyakinan mereka?) Siapa yang lebih dzalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kejahatan terhadap Allah?” (Al-Kahfi: 15)

Ketika mereka keberatan terhadap persoalan ini, mereka sadar, tidak mungkin menampakkannya kepada kaumnya. Mereka berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar memudahkan urusan mereka:

رَبَّنَاآتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا

“Wahai Rabb kami, berilah kami rahmat dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami.” (Al-Kahfi: 10)

Mereka pun lalu menyelamatkan diri ke dalam sebuah gua yang telah Allah Subhanahu Wa Ta'ala mudahkan untuk mereka. Gua itu cukup luas dengan pintu gua menghadap ke utara sehingga sinar matahari tidak langsung masuk ke dalamnya. Kemudian mereka membayar dengan perlindungan dan perlindungan dari Allah selama 309 tahun. Allah Subhanahu wa Ta'ala membuatkan atas pagar mereka berupa rasa takut meskipun mereka sangat dekat dengan kota tempat tinggal mereka. Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang sendiri menjaga dan merawat mereka selama di dalam gua. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَنُقَلِّبُهُمْ ذَاتَ الْيَمِيْنِ وَذَاتَ الشِّمَالِ

“Dan Kami bolak-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri.” (Al-Kahfi: 18)

Demikianlah agar jasad mereka tidak dirusak oleh tanah. Setelah tertidur sekian ratus tahun lamanya, Allah Subhanahu wa Ta'ala membangunkan mereka لِيَتَسَاءَلُوا (agar mereka saling bertanya), dan supaya mereka pada akhirnya mengetahui hakekat yang sebenarnya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

قَالَ قَائِلٌ مِنْهُمْ كَمْ لَبِثْتُمْ قَالُوا لَبِثْنَا يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ قَالُوا رَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَا لَبِثْتُمْ فَابْعَثُوا أَحَدَكُمْ بِوَرِقِكُمْ هَذِهِ إِلَى الْمَدِْينَةِ

“Berkatalah salah satu di antara mereka: 'Sudah berapa lama kalian menetap (di sini di dalam gua ini)?' Mereka menjawab: 'Kita tinggal di sini sehari atau setengah hari.' Yang lain berkata pula: 'Rabb kalian lebih mengetahui berapa lama lamanya kalian berada (di sini). Maka perintahkanlah salah satu di antara kalian pergi ke kota membawa uang perakmu ini'.” (Al-Kahfi: 19)

Di dalam kisah ini terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah yang nyata. Di antaranya:

1. Meski luar biasa, kisah para penghuni gua ini bukanlah ayat Allah yang paling ajaib. Karena sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala mempunyai ayat-ayat yang menakjubkan yang di dalamnya terdapat pelajaran berharga bagi mereka yang mau menyembunyikannya.

2. Sesungguhnya siapapun yang berlindung kepada Allah, niscaya Allah Subhanahu wa Ta'ala akan melindunginya dan berlemah lembut kepadanya, serta menjadikannya sebagai sebab orang-orang yang sesat yang mendapat hidayah (petunjuk). Di sini, Allah Subhanahu wa Ta'ala telah melarang lembut terhadap mereka dalam tidur yang panjang ini, untuk menyelamatkan iman dan tubuh mereka dari fitnah dan membunuh masyarakat mereka. Allah menjadikan tidur ini sebagai bagian dari ayat-ayat (tanda kekuatan)-Nya yang menunjukkan kesempurnaan kekuatan Allah dan melimpahnya kebaikan-Nya. Pula agar hamba-hamba-Nya mengetahui bahwa janji Allah itu merupakan suatu kebenaran.

3. Anjuran untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat sekaligus mencarinya. Karena sesungguhnya Allah mengutus mereka karna untuk hal itu. Dengan pembahasan yang mereka lakukan dan pengetahuan manusia tentang keadaan mereka, akan menghasilkan bukti dan ilmu atau keyakinan bahwa janji Allah adalah benar, dan bahwa hari kiamat yang pasti terjadi bukanlah suatu hal yang perlu disingsikan.

4. Adab kesopanan bagi mereka yang mengalami kesamaran atau ketidakjelasan akan suatu masalah ilmu adalah hendaklah mengembalikannya kepada yang mengetahuinya. Dan kebanyakan dia berhenti dalam perkara yang dia ketahui.

5. Sahnya menunjuk wakil di dalam jual beli, dan juga sah kerjasama dalam masalah ini. Karena adanya dalil dari ucapan mereka dalam ayat:

فَابْعَثُوا أَحَدَكُمْ بِوَرِقِكُمْ هَذِهِ إِلَى الْمَدِيْنَة

“Maka perintahkanlah salah satu di antara kamu untuk pergi ke kota membawa uang perakmu ini.” (Al-Kahfi: 19)

6. Boleh memakan makanan yang baik dan memilih makanan yang disenangi atau sesuai selera, selama tidak melakukan israf (boros atau berlebihan) yang terlarang, berdasarkan dalil:

فَلْيَنْظُرْ أَيُّهَا أَزْكَى طَعَامًا فَلْيَأْتِكُمْ بِرِزْقٍ مِنْهُ

“Hendaklah ia melihat yang mana makanan yang lebih baik, maka hendaklah ia membawakan makanan itu untukmu.” (Al-Kahfi: 19)

7. Dalam kisah ini kita dianjurkan untuk tetap berhati-hati dan mengasingkan diri atau menjauhi tempat-tempat yang dapat menimbulkan fitnah di dalam beragama. seseorang menyimpan rahasia sehingga dapat menghindari suatu kejahatan.

8. Diterangkan dalam kisah ini seberapa besar kecintaan para pemuda yang beriman itu terhadap ajaran agama mereka. Dan bagaimana mereka sampai melarikan diri, meninggalkan negeri mereka demi menyelamatkan diri dari mewarisi fitnah yang akan menimpa agama mereka, untuk kembali pada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

9. Disebutkan dalam kisah ini seberapa luas akibat buruk dari kemudaratan dan kerusakan yang menumbuhkan kebencian dan upaya meninggalkannya. Dan sesungguhnya jalan ini merupakan jalan yang di tempuh oleh kaum mukminin.

10.Bahwa firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

قَالَ الَّذِيْنَ غَلَبُوا عَلَى أَمْرِهِمْ لَنَتَّخِذَنَّ عَلَيْهِمْ مَسْجِدًا

“Orang-orang yang bersaing di dlam urusan mereka berkata: 'sesungguhnga kami tentu akan mendirikan sebuah rumah ibadah di atas mereka'.” (Al-Kahfi: 21)

Di dalam ayat ini terdapat dalil bahwa masyarakat di mana mereka hidup (setelah bangun dari tidur panjang) adalah orang-orang yang mengerti agama. Hal ini pun diketahui lantaran mereka sangat menghargai para pemuda itu sampai sangat berkeinginan untuk membangun rumah ibadah di atas gua mereka.

Walaupun ini dilarang dalam syariat agama namun tetapi tujuan menceritakannya hal ini adalah menjadi keterangan bahwa rasa takut yang begitu besar yang dirasakan oleh para pemuda tersebut dari fitnah yang mengancam keimanan mereka, serta masuknya mereka ke dalam gua telah Allah Subhanahu wa Ta'ala ganti sesudahnya dengan keamanan dan penghormatan yang luar biasa dari manusia. Dan ini adalah ketetapan Allah Subhanahu wa Ta'ala terhadap orang yang melewati suatu kesulitan karena Allah SWT.

11. Pembahasan yang berbelit-belit dan tidak bermanfaat merupakan suatu hal yang tidaklah begitu pantas untuk di tekuni, berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

فَلاَ تُمَارِ فِيْهِمْ إلاَّ مِرَاءً ظَاهِرًا

“Karena itu janganlah kamu (Muhammad) mengendalikan keadaan mereka, kecuali pertengkaran lahir saja.” (Al-Kahfi: 22)

12. Faedah lain dari kisah ini bahwasanya menanyakan kepada yang tidak berilmu tentang suatu persoalan atau kepada orang yang tidak dapat dipercaya, adalah perbuatan yang dilarang. Karena Allah Subhanahu wa Ta'ala menyebutkan:

وَلاَ تَسْتَفْتِ فِيْهِمْ مِنْهُمْ أَحَدًا

“Dan jangan pula kamu menanyakan tentang mereka (para pemuda itu) kepada salah satu di antara mereka itu.” (Al-Kahfi: 22)

Wallahu a'lam.

Posting Komentar untuk "Kisah Ashabul Kahfi, Tidur di Dalam Gua Selama 309 Tahun"